Jenis pendekatan Psikologi terbilang benar-benar luas, sehingga tidak sedikit orang yang belum memahami apa itu psikologi, apa yang dimaksud dengan psikologi dan apa saja jenis-jenis mazhab psikologi menurut para ahli.
Bagaimana tidak luas, psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang manusia.
Mempelajari apa yang ada pada pemikiran, tingkah laku, perasaan, emosi, dan lain-lain. Manusia ialah mahluk yang benar-benar kompleks, mahluk yang susah.
Tiap orang tidak sama juga dengan yang lain, serta bila mereka ialah anak kembar mereka juga pasti tidak akan sama.
Baca juga: Pengertian Psikologi Anak
Apa itu Psikologi
Pengertian psikologi adalah disiplin ilmu dari salah satu bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari dan memahami sifat, perilaku, sikap, fungsi mental, dan proses mental manusia melalui prosedur ilmiah yang telah ada sejak berabad-abad silam.
Seseorang yang melakukan aktivitas praktik psikologis disebut sebagai Psikolog.
Para tokoh psikologi di seluruh dunia berusaha untuk mempelajari dan memperbaiki kualitas hidup seseorang melalui intervensi tertentu.
Baik pada fungsi mental, proses mental, sifat, sikap, tingkah laku, prilaku individu maupun kelompok, yang didasari oleh proses fisiologis, neurologis, dan psikososial atau psikologi sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Pendekatan-pendekatan dalam psikologi, atau kita sebutlah saja dengan mazhab, sebenarnya terdapat beberapa. Tetapi walau begitu penulis cuma akan menulis 4 mazhab saja.
Boeree (2005:289-436) membaginya dalam sembilan mazhab psikologi, yakni psikologi eksperimental dan fisiologi, psikoanalisis, behaviourisme, gestalt, humanistic-existensialisme-fenomenologis, dan kognitif.
Menurut para ahli, ada enam mazhab yang paling berpengaruh dan terbesar dalam bagian pengetahuan psikologi. Keenam mazhab psikologi tersebut ialah sebagai berikut:
1. Psikologi Psikoanalisis
Tidak dapat disangkal jika Psikoanalisa salah satu mazhab paling besar dalam dunia ilmu psikologi.
Teori psikoanalisis dipelopori oleh Sigmund Freud, lepas dari pro-kontra serta masukan pada teori ini.
Psikoanalisa jadi landasan buat beberapa pemikir hebat seperti Carl Jung dengan teorinya tentang persona, shadow, ekstrovert serta introvert.
Baca juga:
Serta Alfred Adler dengan teorinya superioritas, inferioritas, pola hidup, serta lain sebaginya.
Serta ada banyak psikolog yang menjelaskan jika beberapa orang yang merasakan dianya tambah tinggi dari Freud serta psikoanalisa sebenarnya sedang berdiri di atas bahunya Freud.
Tidak dapat disangkal jika Psikoanalisa memberi sumbangan besar serta jadi landasan buat beberapa pemikir seterusnya, serta buat beberapa orang yang mengkritiknya.
Cara tentang langkah mengecek pemikiran manusia, khususnya tentang pemikiran alam bawah sadar.
Mengulas tentang susunan kepribadian, perubahan psikoseksual satu orang, insting hidup serta insting mati, serta beberapa hal lain yang dapat memberi info tentang alam bawah sadar.
Baca juga: Teori Psikologi Kepribadian Manusia
Therapy pada neurosis yang di inspirasi dari cara di atas. Satu bagian pengetahuan yang dilandasi oleh pengetahuan yang didapat dari cara serta pengalaman di bagian klinis.
Masukan pada teori ini ialah jika, Psikoanalisa begitu mengutamakan tentang utamanya seksual serta tidak mengutamakan peranan dari jalinan sosial.
Di luar itu, keterangan tentang ego, superego, serta dipandang tidak demikian ilmiah sebab tidak bisa dibuktikan dengan fisik.
Psikoanalisis adalah sebuah model perkembangan dari setiap tipe kepribadian manusia, filsafat tentang manusia dan metode psikoterapi.
Sumbangan utama yang bersejarah dari teori dan praktis psikoanalisis meliputi:
- Kehidupan mental individu menjadi dapat dipahami, dan pemahaman terhadap sifat manusia dapat diterapkan pada perbedaan penderitaan manusia.
- Tingkah laku diketahui seiring ditentukan oleh faktor yang tidak sadar.
- Perkembangan pada masa dini kanak-kanak memiliki pengaruh yang kuat terhadap kepribadian di masa dewasa.
Menurut pandangan psikoanalitik, struktur kepribadian terdiri atas tiga system, yaitu id, ego, superego.
Ketiganya adalah nama bagi proses dan bukan sebagai agen yang terpisah dalam mengoperasikan kepribadian, tetapi merupakan fungsi-fungsi teori psikologi kepribadian sebagai keseluruhan.
1. Id
Komponen biologis, tempat bersemayamnya naluri, buta, menuntut, dan mendesak.
Seperti kawah yang terus mendidih dan bergolak, tidak dapat mentoleransi tegangan, dan bekerja untuk melepaskan tegangan itu sesegara mungkin.
Selain itu juga didorong oleh kepentingan naluriah atas kesenangan yang bersifat tidak sadar.
2. Ego
Ego adalah tempat bersemayamnya inteligensi dan rasionalitas yang mengawasi impuls-impuls buta dari Id.
Berbeda dengan superego yang merupakan cabang moral atau hukum dari kepribadian yang urusan utamanya adalah apakah tindakan itu baik atau buruk?
3. Superego
Merepresentasikan nilai-nilai yang dijunjung orang tua dan masyarakat yang diajarkan kepada anak.
Selain itu, superego pun berkaitan dengan imbalan dan hukuman, seperti rasa bangga ataupun rasa berdosa.
Freudian memandang bahwa pada dasarnya sifat manusia adalah pesimistik, deterministic, mekanistik, dan reduksionistik.
Menurut Freud, manusia dideterminasi oleh kekuatan irrasional, motivasi tidak sadar, kebutuhan dan dorongan biologis-naluriah.
Serta disebabkan oleh peristiwa-peristiwa psikoseksual yang terjadi selama lima tahun pertama pada masa kanak-kanak (masa oral, anal, dan falik).
Manusia dipandang sebagai system energi dari id, ego, dan superego, namun karena energi psikis terbatas maka suatu system memegang kendali yang tersedia sambil mengorbankandua system yang lainnya.
Konsep lain yang perlu diketengahkan adalah tentang kecemasan. Terdapat tiga bentuk kecemasan yang berfungsi mengingatkan adanya bahaya atau ancaman bagi ego.
- Kecemasan realistis adalah kecemasan/ketakutan terhadap bahaya dari dunia eksternal.
- Kecemasan neurotic adalah kecemasan/ketakutan terhadap tidak terkendalinya naluri menyebabkan seseorang melakukan tindakan yang dapat mendatangkan hukuman bagi dirinya.
- Kecemasan moral merupakan ketakutan terhadap hati nuraninya sendiri. Orang yang hati nuraninya berkembang baik cenderung merasa berdosa apabila ia melakukan sesuatu yang berlawanan dengan kode moral yang dimilikinya (Corey,1995:17).
2. Psikologi Behaviorisme
Behaviorisme atau juga dikenal dengan behavioristik ialah pendekatan yang sistematis untuk mengerti mengenai tingkah laku manusia serta tingkah laku hewan.
Behaviorisme mengacu pada pendekatan psikologi yang mengutamakan pada cara kontrol yang lebih ilmiah.
Beberapa tokoh psikologi populer dunia dari teori ini ialah B.F. Skinner, J. B. Watson, Edward Thorndike, serta masih banyak.
Behaviorisme adalah salah satunya saluran yang memberi sumbangsih yang besar buat pengetahuan psikologi.
Khususnya dalam bagian therapy, umumnya therapy yang dikerjakan oleh beberapa psikolog ialah hasil aplikasi serta peningkatan dari teori ini.
Semua tingkah laku dipelajari dari lingkungan, mazhab behaviorisme mengutamakan peranan lingkungan dalam memengaruhi tingkah laku.
Psikologi harus disaksikan dengan sains, teori dalam behaviorisme harus dapat terarah serta terobservasi, Buat mereka ide, ego, superego adalah hal yang tidak terarah serta jika hal itu bukan sains.
Saluran behaviorisme lebih mengutamakan tingkah laku yang kelihatan dibanding proses internal dalam diri manusia seperti pemikiran serta emosi.
Menurut behaviorisme amat sedikit ketidaksamaan di antara evaluasi tingkah laku pada manusia serta pada hewan.
Menurut berhaviorisme tingkah laku ada sebab satu stimulus, ada suatu hal dari lingkungan kita yang mengakibatkan kita menimbulkan satu tingkah laku tersendiri.
Masukan pada teori ini ialah jika saluran behaviorisme begitu menyepelekan kompleksitas manusia.
Manusia lebih dari cuma berperilaku sesuai apa yang berlangsung di lingkungan rumah, sekolah, kampus, tetapi didalamnya ada proses berpikir, memperhitungkan, dan lain-lain.
Baca juga: Pengertian Psikologi Pendidikan
Menurut Watson, psikologi pada dasarnya merupakan stimuli dan respons. Emosi pada dasarnya merupakan respons terhadap stimuli.
Pikiran adalah pembicaraan yang tidak terungkapkan, kesadaran itu tidak ada apa-apanya. Behaviorisme radikal direfleksikan dalam ungkapan yang terkenal.
- Beri saya selusin bayi sehat dan dalam keadaan baik dengan lingkungan yang saya tentukan sendiri untuk mengasuhinya.
- Saya jamin, jika saya mengambil seorang secara acak maka saya akan melatihnya menjadi ahli apa pun yang saya mau pilih: dokter, artis, pengacara, pedagang, bahkan pengemis dan pencuri, tanpa memandang talenta, kegemaran kecenderungan, kemampuan, khususnya suku bangsa leluhurnya (Watson, 1930:65 ).
- Tokoh behavioris lainnya adalah Clark L. Hull (1884-1952), Edward Chase Tolman (1886-1959), dan Burrhus Frederic Skinner (1904- 1990).
- Hull mempublikasikan karya agungya Principles of Behavior dan A Behavior System. Teori Hull dikarakteristikan dengan operasionalisasi sangat ketat terhadap berbagai variable dan sebuah presentasi matematis yang terkenal, yang eksperimennya melalui tikus.
- Esensi teori Hull dapat diringkas bahwa respons merupakan sebuah fungsi dari kekuatan kebiasaan dikali dengan kekuatan gerakan. Itulah alasannya mengapa teori Hull sering disebut sebagai Teori Gerakan atau drive theory (Boeree, 2005:401).
E.C Tolman adalah seorang behavioris-kognitif yang lahir di Newton Massachuset, memperoleh gelar Ph. D tahun 1915 di Jerman saat belajar bersama Kurt Koffka. Ia menilai bahwa Watson terlalu jauh.
- Behaviorisme Watson merupakan kajian tentang “kejang” stimulus- respons merupakan suatu tingkat terlalu molekuler (molecular level). Kita seharusnya mempelajari secara keseluruhan yakni perilaku yang lebih bermakna, yaitu tingkatan molar (molar level).
- Watson melihat secara sederhana sebab dan akibat dalam binatang-binatangnya. Tolman melihat perilaku yang lebih berguna (purposefull),perilaku yang lebih berarahkan tujuan.
- Watson melihat binatang-binatangnya sebagai mekanisme bisu. Sedangkan Tolman melihatnya sebagai pembentukan dan pengujian berbagai hipotesis yang didasarkan pada pengalaman sebelumnya.
- Watson tidak menggunakannya untuk proses internal, proses yang mentalistik. Sedangkan Tolman mendemonstrasikan bahwa tikus-tikusnya mampu melakukan proses-proses kognitif yang beragam (Boeree, 2005:403-404).
Burrhus Frederic Skinner menyatakan bahwa satu-satunya cara mensejahterakan umat manusia adalah membiasakan semua orang untuk bersikap cinta damai dan bersedia bekerjasama.
Baca juga:
3. Psikologi Humanistik-Eksistensialisme-Fenomonologis
Mazhab psikologi Humanistik dikenal dengan arti humanisme dan psikologi humanistik ialah salah satu macam mazhab psikologi yang melihat manusia secara keseluruhan.
Untuk beberapa psikolog humanisme, mereka memandang jika kurang untuk pelajari manusia dari apa yang disaksikan oleh periset, tapi penting buat kita untuk lihat dari kaca mata manusia yang jalani hal itu.
Beberapa tokoh psikologi humanistik yang populer ialah Carl Rogers serta Abraham Maslow. Humanisme adalah salah satunya mazhab dalam psikologi yang memberi sumbangsih besar pada keilmuan ini.
Salah satunya therapy yang banyak dikerjakan oleh beberapa psikolog sekarang, yakni Konseling ialah dari hasil aplikasi teori humanistik.
Pokok dari humanistik dapat dirangkum dalam point, yakni: Humanistik memandang jika kenyataan netral tidak demikian penting, yang penting itu ialah persepsi subjektif serta pandangan orang tentang dunia sendiri.
Beberapa pakar dalam bagian humanistik tidak suka pada seting laboratorium untuk mempelajari manusia.
Sebab satu kali lagi buat mereka kenyataan netral dari periset tidak demikian penting, yang penting ialah persepsi subjektif orang yang alami, bagaimana orang itu mengerti dunianya
Humanistik menampik memperbandingkan manusia dengan hewan, namun Humanistik lebih suka pada riset pada manusia dikerjakan lewat diari orang yang berkaitan, karya mereka, serta questioner yang sifatnya terbuka.
Sebab pendekatang psikologi humanistik yang tidak demikian mengutamakan riset laboratorium.
Beberapa pakar psikologi yang lain memandang jika pendekatan ini tidak pas untuk jadikan cara riset pada tingkah laku.
Mazhab ini dipelopori oleh Abraham Maslow dan Carl Rogers. Dalam penelitiannya, maslow yang lebih menekankan pada hasil-hasil penelitian orang-orang sehat dan kreatif.
Tentunya berbeda dengan Goldstein dan Angyal yang meletakkan dasar pandangan mereka pada penelitian tentang orang-orang cedera otak dan gangguan jiwa.
Karena itu, Maslow mencela psikologi mengingat konsepsinya yang pesimistik, negative, dan terbatas tentang manusia.
Ia berpendapat bahwa psikologi lebih banyak memikirkan kelemahan manusia daripada kekuatannya dan psikologi semata-mata meneliti dosa dan mengabaikan kebajikan.
Selain itu psikologi telah melihat hidup ini dari susut individu yang berusaha mati-matian untuk menghindari perasaan sakit, bukan mengambil langkah-langkah aktif untuk mencapai kesenangan dan kebahagian.
Hampir tidak tepat kajian pada psikologi saat itu yang berbicara tentang kegirangan, kegembiraan, cinta, dan kesejahteraan yang sama tuntasnya sebagaimana ia berbicara tentang kesengsaraan, konflik, rasa malu, dan permusuhan (Hall dan Lindzey, 1993b: 107).
Selain itu, dalam pernyataan selanjutnya tentang asumsi-asumsi yang diyakininya, Maslow memberikan komentar yang sangat penting.
“Natural of mind is not as strong as and as omnipoten as and cannot be wrong like animals instings. Natural of this mind is weakening is soft, and also refine and easy to defeated by habit, culture pressure, and wrong attitudes to him.”
“Though weaken, but he seldom lose a people of not lose at ill people. Is though disobeyed, but he stand at bay on the quiet and always insist on for actualization (Maslow, 1968: 4).”
Kodrat batin tidaklah sekuat dan semahakuasa, dan tidak dapat salah seperti insting-insting binatang.
Kodrat batin adalah lemah, lembut serta halus dan mudah dikalahkan oleh kebiasaan, tekanan kebudayaan, dan sikap-sikap yang salah terhadapnya.
Meskipun lemah, namun ia jarang hilang pada orang normal, mungkin juga tidak hilang pada orang sakit. Meskipun diingkari, namun ia tetap bertahan secara diam-diam dan selalu mendesak untuk aktualisasi.
Menurut Maslow, bahwa kodrat manusia pada dasarnya adalah baik atau sekurang-kurangnya netral.
Kodrat manusia tidak jahat, Maslow mengemukakan tentang teori motivasi manusia yang membedakan antara kebutuhan dasar (basic needs) dan metakebutuhan (metaneeds).
Kebutuhan dasar meliputi rasa lapar, kasih saying (afeksi), rasa aman, harga diri, dsb. Metakebutuhan meliputi keadilan, kebaikan, keindahan, keteraturan, kesatuan, dan lainnya.
Kebutuhan dasar disebabkan oleh kekurangan, sedangkan metakebutuhan untuk pertumbuhan.
4. Psikologi Kognitif
Psikologi kognitif ada jadi reaksi atas pendekatan behaviorisme yang dipandang tidak demikian mengutamakan peranan kognitif dalam menerangkan berlangsungnya tingkah laku.
Konsentrasi dari psikologi kognitif ialah kegiatan mental dalam belajar serta timbulnya satu tingkah laku, mengerti bagaimana proses kognitif satu orang dalam menimbulkan tingkah laku.
Beberapa tokoh dari psikologi kognitif ialah Aaron T. Beck, Albert Ellis, dan lain-lain.
Psikologi kognitif banyak memberi sumbangsih pada psikologi khususnya dalam menerangkan beberapa hal seperti daya ingat atau ingatan, persepsi, perhatian, bagaimana satu orang mengolah info, dan lain-lain.
Ilmu-ilmu tentang langkah menghapal, langkah supaya lebih kreatif dan lain-lain ialah hasil aplikasi dari psikologi kognitif.
Psikologi kognitif dipandang seperti psikologi yang benar-benar saintifik, sebab banyak memakai laboratorium untuk menerangkan serta pelajari tentang manusia.
Kognitif merupakan suatu konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenalan. Seperti mengamati, melihat, menduga, dan menilai (Chaplin, 1999: 90).
Istilah psikologi kognitif mengacu pada upaya pemahaman berbagai bentuk instrumen observasi empiric sistematis manusia yang selanjutnya dikonstruksikan menjadi serangkaian teori (Richardson, 2000: 127).
Sebagai cikal bakalnya adalah hasil riset yang dilakukan pada tahun 1950an oleh Donald Broadbent, Jerome Bruner, dan George Miller (Gardner, 1985).
Meskipun begitu, masyarakat luas baru mengetahui setelah terbitnya karya Ulric Neisser, yaitu Cognitive Psychology (1967).
Selanjutnya, perkembangan psikologi kognitif semakin pesat, sebagai bukti munculnya karya Jean Paiaget, David Ausubel, Allan Newel, dan Herbert Simon.
Bahkan, dalam perkembangan selanjutnya psikologi kognitif tersebut turut memicu perkembangan neuropsikologi (Richardson, 2000:129).
Kelahiran psikologi kognitif tersebut setidaknya dipengaruhi oleh dua tradisi pemikiran.
- Psikologi kognitif sebagai perkembangan alamiah dari apa yang disebut sebagai psikologi eksperimental yang selanjutnya merangkum metodologi perilaku yang mendominasi riset psikologi pada abad ke-20.
- Psikologi kognitif berkembang setelah Perang Dunia II, pada awalnya dimaksudkan untuk mencari pemecahan masalah di seputar interaksi antara manusia dan mesin (Richardson, 2000: 128).
5. Psikologi Eksperimental dan Klasik
Istilah Psikologi eksperimental menurut Atkinson (1996:20) sebenarnya sebutan yang keliru karena para ahli psikologi dengan keahlian bidang lain pun melakukan eksperimen.
Kelompok ini biasanya terdiri dari para ahli psikologi yang mempergunakan metode eksperimen untuk mempelajari bagaimana orang bereaksi terhadap beberapa hal berikut:
- Rangsangan indra
- Memandang dunia ini
- Belajar dan mengingat
- Menjawab secara emosional
- Bergerak untuk bertindak, baik oleh rasa lapar maupun oleh keinginan untuk sukses dalam hidup.
Metode eksperimen dalam psikologi mulai diperkenalkan oleh dua tokoh ahli psikologi ternama Wilhelm Wundt dan William James yang dianggap sebagai Bapak Psikologi.
6. Psikologi Gestalt
Teori dan mazhab psikologi Gestalt menekankan pentingnya proses mental seorang manusia.
Dasar dari teori Gestalt dalam pada definisi apa itu psikologi ialah bahwa subjek tersebut mereaksi pada keseluruhan kesatuan yang bermakna (Koffka, 1935: 141).
Pandangan mazhab psikologi Gestalt berasal dari konsep gestalt qualitat atau kualitas bentuk yang diuraikan oleh Christian Von Ehrenfels pada tahun 1890.
Arti istilah tersebut mengacu kepada kualitas tertentu yang dimilik suatu soneta atau lukisan yang tidak berupa not, warna atau kata yang terlepas-lepas (Murphy, 1949).
Psikologi Gestalt, dimulai dari peristiwa yang kebetulan belaka, yaitu ketika Max Wertheimer dalam perjalanan dengan kereta api meninggalkan Frankfurt mengikuti firasat yang tiba-tiba saja. Ia membeli stroboskop mainan.
Stroboskop adalah alat yang menampilkan gambar sedemikian cepatnya sehingga menciptakan ilusi gerakan, alat ini sangat popular sebelum ditemukannya gambar hidup.
Dalam percobaannya di laboratorium, Wertheimer menemukan bahwa dua penayangan cahaya yang diam dan kadang kala dipersepsi sebagai cahaya bergerak.
Dengan kata lain, jika cahaya mula-mula ditayangkan melalui suatu celah tegak lurus.
Kemudian melalui celah miring ke kanan, cahaya tersebut akan terlihat seperti jatuh dari kedudukan pertama ke kedudukan kedua.
Sama halnya eksposur dari dua garis berturut-turut secara cepat, jika diletakkan secara saksama, akan terlihat sebagai gerakan.
Dari kedua kejadian tersebut terdapat stimulus yang disajikan, tetapi tidak terlihat seperti itu.
Eksperimen tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi mengenai keseluruhan (gerak) tidak dapat diperoleh dari unsur-unsur yang khusus secara terpisah-pisah.
Dalam arti bahwa keseluruhan memiliki sifat yang berbeda dengan sifat unsurnya secara terpisah-pisah.
Terdapat empat hukum yang dikenali Wertheimer (1938) yang mengatur organisasi persepsi orang ketika menghadapi stimulus, yaitu sebagai berikut.
- Proksimitas, berdekatan atau mendekati. Contohnya, sesuatu benda sering dipersepsi, sebagai sesuatu yang berada didekatnya sehingga dapat dikelompokkan berdasarkan dekatnya.
- Similiaritas atau kesamaan, contohnya sesuatu benda sering dipersepsi berdasarkan ciri-ciri persamaan yang dimilikinya.
- Arah terbuka, contohnya garis yang terputus-putus dipersepsi sebagai lingkaran yang terbuka.
- Simplisitas (penyederhanaan), contohnya sesuatu garis tertentu lebih suka disederhanakan sebagai keseluruhan.
Demikian keterangan singkat tentang empat mazhab dalam psikologi. Tiap mazhab mempunyai kelebihan serta kekurangan masing-masing.
Meskipun begitu, pada setiap mazhab psikologi memberi sumbangsih yang besar pada perubahan pengetahuan ilmu psikologi dan pandangan kita tentang manusia.
Nah, itulah pengertian apa itu psikologi yang bisa kami sampaikan kepada Anda. Jadi, apakah Anda masih bingung dengan pertanyaan apa yang dimaksud dengan psikologi dalam kehidupan sehari-hari?