Tak sedikit orang yang belum begitu memahami betapa pentingnya peran guru dalam mengembangkan bakat murid di TK, SD, SMP maupun SMA.
Pendidikan adalah salah satu pilar penting pembangunan yang didasari sebagai usaha dalam mewujudkan suasana belajar mengajar untuk para peserta didik secara aktif dalam mengembangkan potensi siswa/siswi di sekolah.
Salah satu yang paling berperan dalam pendidikan adalah guru. Karena guru memiliki porsi yang cukup banyak dalam pendidikan anak, di samping orang tua.
Baca juga:
Apalagi waktu anak bersama guru cukup banyak ketika di sekolah. Lalu bagaimana peran guru dalam mengembangkan bakat murid.
Peran Guru di Sekolah Untuk Mengembangkan Bakat Murid
Guru memiliki beberapa peran sekaligus selama di sekolah. Maka peran guru dalam mengembangkan bakat murid sangat mungkin dilakukan di sekolah.
Berikut beberapa peran penting yang dilakukan sekaligus oleh setiap guru di sekolah taman kanak-kanak, SD, SMP maupun SMA:
1. Guru Sebagai Pendidik
Sebagai pendidik, guru memiliki kewajiban untuk mengarahkan siswanya agar memiliki kepribadian yang baik.
Peran guru sebagai pendidik jauh lebih penting dari perannya sebagai pengajar.
Karena pendidikan sejatinya bukan hanya tentang transfer pengetahuan, tapi juga tentang adab dan karakter.
Guru memiliki kewajiban paling berat dalam mendidik siswa. Terutama terkait adab dan menjaga agar karakter anak terbentuk dengan baik.
Apalagi tanpa dukungan lingkungan, guru dapat dianggap paling bertanggung jawab dalam pendidikan anak. Padahal guru pertama anak adalah orang tua.
2. Guru Sebagai Pengajar
Peran guru dalam mengembangkan bakat murid berangkat dari kemampuannya mengajar.
Sementara di rumah, anak bersama orang tua mendapat pendidikan dasar tentang kehidupan.
Di sekolah, anak mendapat pelajaran dan pengetahuan dari para guru yang mengajar. Maka menjadi penting untuk guru mengajar sesuai dengan bidangnya.
Ketika guru mengajar lintas bidang yang tidak dikuasainya, di situlah bencana ilmu pengetahuan dimulai. Seperti menyerahkan tanggung jawab bukan kepada ahlinya.
Baca juga: Jenis-jenis Kesulitan Belajar
3. Guru Sebagai Pemimpin
Guru adalah pemimpin bagi para siswa. Tugas guru untuk mengarahkan, memerintah, memberi tugas kepada para siswa sesuai dengan progres belajarnya.
Peran guru dalam mengembangkan bakat siswa juga dilakukan melalui kepemimpinan di sekolah.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan dapat mengadakan program pengembangan bakat siswa.
Guru dan siswa yang ditunjuk melaksanakan program tersebut sehingga bakat yang sudah dimiliki para siswa dapat tersalurkan dengan baik.
4. Guru Sebagai Orang Tua
Selama durasi belajar yang cukup panjang di sekolah, guru juga menjalani peran sebagai orang tua.
Peran ini sangat terasa bagi guru yang mengajar sekolah dasar atau tingkat di bawahnya. Sedang bagi siswa remaja sekolah menengah, guru lebih berperan sebagai fasilitator.
Siswa usia remaja seperti tingkat SMP dan SMA atau yang sederajat umumnya sedang masa pencarian jati diri.
Mereka tidak suka dianggap sebagai “anak kecil” lagi. Baik oleh orang tua maupun guru di sekolah. Maka peran orang tua di sekolah oleh guru bisa dijalani dengan lebih rileks.
5. Guru Sebagai Teladan
Apapun yang dilakukan oleh guru selalu menjadi referensi sikap para siswa.
Guru dianggap sebagai rule model, tokoh panutan yang harus ditiru atau minimal dijadikan patokan kebaikan.
Meskipun pada faktanya guru juga manusia biasa, peran sebagai teladan ini tidak bisa diabaikan.
Baca juga:
Jenis-jenis Bakat Murid yang Harus Dilatih
Bakat merupakan kepandaian atau sifat yang dibawa seseorang sejak lahir.
Bakat bisa berasal dari orang tua yang kemudian diturunkan. Atau muncul secara ajaib tanpa program apapun.
1. Bakat Akademik
Ada siswa yang memiliki bakat di bidang akademik. Bakat di bidang Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, dan teknologi disebut dengan bakat bidang sains.
Sementara untuk bidang sosial, ekonomi, politik, atau keagamaan memiliki ajang tersendiri dalam perlombaan dan olimpiade.
Bakat akademik siswa bisa diperoleh karena memang kemampuan belajarnya yang di atas rata-rata.
Bakat kepandaian akademik ini bisa juga muncul karena faktor keturunan, atau tercukupinya gizi selama kehamilan.
Guru di sekolah hanya perlu mengarahkan murid untuk belajar sesuai minatnya.
2. Bakat Non Akademik
Peran guru dalam mengembangkan bakat murid non akademik biasanya muncul tanpa sengaja.
Ada murid yang tidak berbakat sama sekali di bidang akademik, bahkan hampir di semua mata pelajaran inti.
Namun justru murid tersebut pandai di bidang lain, melukis, menyanyi, atau bermain musik misalnya.
Bakat non akademik bisa muncul juga karena faktor keturunan atau ketidaksengajaan.
Ada anak yang lahir di keluarga sederhana, tanpa aliran darah seni sama sekali, justru pandai melukis.
Penting dibaca:
Pentingnya Peran Guru Untuk Mengembangkan Bakat Peserta Didik
Guru di sekolah memiliki peran penting untuk pengembangan bakat siswa.
Selain di rumah, anak mendapat pendidikan langsung dari orang tua yang bisa jadi merupakan sumber dari bakat mereka.
Di sekolah, tersedia berbagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan bakat siswa.
Tentu tidak semua guru mampu untuk menjadi pemandu atau pembimbing bakat siswa.
Setiap bakat yang bisa dikembangkan di sekolah harus memiliki guru khusus sesuai bakat anak.
Untuk bidang akademik sekolah bisa memanfaatkan guru mata pelajaran yang sesuai. Namun untuk bidang non akademik, guru khusus bisa didatangkan.
Siswa dengan bakat non akademik memiliki kesempatan mengembangkan bakatnya sama dengan siswa berbakat akademik.
Untuk itu sekolah harus memberikan fasilitas sesuai kemampuan. Peran guru di sekolah sebagai pendidik sekaligus banyak peran lain sangat menentukan perkembangan bakat siswa.
Jangan sampai siswa merasa terpaksa atau dieksploitasi ketika ingin mengembangkan bakatnya.
Penting dibaca:
- Perilaku Orang Tua yang Mengganggu Psikologi Anak
- Ciri-ciri Pola Asuh Permisif yang Merugikan Anak
- Dampak Pola Asuh Tidak Baik Terhadap Anak
Upaya memaksimalkan peran guru dalam mengembangkan bakat siswa di sekolah harus dilakukan semaksimal mungkin.
Baik dengan pendampingan guru maupun fasilitas di sekolah, dengan tetap mengupayakan anak merasa nyaman dalam proses belajarnya.