Psikologi Cinta: 5 Pengertian, Teori, Manfaat dan Dimensinya

Jika membahas tentang ilmu psikologi cinta, maka hal ini bisa jadi hal yang menarik untuk siapa saja, terlebih lagi cinta antara pria dan wanita. Tak peduli apakah Anda adalah seorang anak ingusan ataupun yang sudah dewasa.

Semuanya seolah sudah melek dengan yang namanya cinta. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan cinta? Ada beberapa pandangan dan pemahaman tentang cinta menurut ilmu psikologi tentang cinta, begitupun dengan banyak sekali fakta-fakta psikologi psikologi cinta pria dan wanita.

Namun, jika dilihat dari kacamata ilmu psikologi, sebenarnya cinta itu seperti apa? Yuk, kenalan dulu apa yang dimaksud dan seperti apa definisi dan pengertian psikologi cinta menurut para ahli pakar psikologi berikut ini..

Pengertian Psikologi Cinta Menurut Para Ahli

1. Psikologi Cinta Menurut James Drever

Menurut James Drever, psikologi cinta adalah sebuah perasaan khusus yang mana berkaitan dengan kesenangan yang menyangkut sebuah objek. Pendapatnya ini tertuang dalam kamus psikologi.

2. Psikologi Cinta Menurut Ashley Montagu

Lain lagi dengan pengertian psikologi cinta menurut Ashley Montagu. Menurutnya, cinta adalah sebuah perasaan memperhatikan, menyukai, menyayangi secara mendalam yang disertai dengan rasa rindu serta hasrat kepada sebuah objek.

3. Psikologi Cinta Menurut Abraham Maslow

Berbeda lagi menurut pandangan Abraham Maslow. Menurutnya, definisi dan pengertian psikologi cinta adalah proses aktualisasi diri yang mana dapat membuat orang melahirkan beragam tindakan yang kreatif dan produktif. Dengan adanya cinta, maka seseorang akan mendapatkan kebahagiaan jika mampu membahagiakan orang yang dicintainya.

4. Psikologi Cinta Menurut Elaine dan William Waster

Beda lagi pendapat Elaine dan William Waster. Menurut mereka, psikologi cinta adalah suatu keterlibatan yang dalam serta diasosiasikan dengan munculnya rangsangan fisiologis yang begitu kuat serta diiringi dengan perasaan untuk bisa mendambakan pasangan serta keinginan untuk bisa memuaskan melalui pasangannya tersebut.

5. Psikologi Cinta Menurut Erich Fromm

Sedangkan menurut Erich Fromm, psikologi cinta merupakan suatu yang aktif yang mana dapat memecah tembok yang memisahkan dari manusia dengan teman-temannya, yang dapat menyatukan seseorang dengan orang lain dan memiliki 4 unsur. Unsur tersebut adalah care, responsibility, respect, dan knowledge.

Sejarah Psikologi Cinta

Dalam sejarah manusia, banyak usaha yang sudah dilakukan untuk mengatasi problem eksistensi cinta. Seringkali, jawabannya berasal dari konformitas kelompok, alkoholisme, hedonisme dan lain sebagainya. Menurut Erich Fromm, cinta sudah ada sejak lama. Sejarah psikologi cinta hanyalah soal eksistensi manusia saja.

Sehingga dengan Anda merasakan galau, depresi, terasing dan lainnya mungkin Anda membutuhkannya. Hal yang sangat ditekankan dalam hal ini adalah bahwasanya cinta bukan hanya hubungan seseorang dengan sesuatu saja. Melainkan juga suatu pola karakter yang menentukan hubungan seseorang dengan dunia secara keseluruhan.

Sedangkan menurut Freud, manusia pada dasarnya memiliki insting dasar untuk bertahan hidup dan dorongan itu membuat adanya dorongan kehidupan atau cinta serta dorongan kematian atau thanatos. Sederhananya, perilaku manusia secara psikologis memang sudah didasari cinta dari awal.

Teori Psikologi Cinta

1. Teori Antara Menyukai dan Mencintai

Teori pertama soal psikologi tentang cinta yang pertama adalah antara menyukai dan mencintai. Teori psikologi cinta ini mengenai sekat antara perasaan menyukai dan mencintai yang dikemukakan oleh seorang ilmuan dan pakar psikologi dunia bernama Zick Rubin. Dalam teorinya, ia menjelaskan bahwa perasaan cinta yang dimiliki manusia memiliki 3 turunan.

Turunan tersebut yang pertama adalah perhatian. Seseorang yang mengalami keadaan di mana ada orang yang memiliki perasaan terhadap seseorang maka ia akan menghabiskan waktu dan pikirannya untuk orang tersebut. Turunan yang kedua adalah kasih sayang. Hal ini menunjukkan bahwa perasaan cinta sesungguhnya perasaan yang jauh lebih dalam dan kuat.

Hal ini terjadi apabila ada keinginan untuk selalu bersama orang yang disukai. Turunan yang ketiga adalah keintiman. Ini berhubungan dengan keinginan untuk menerima kontak fisik serta kasih terhadap orang yang dicintai.

2. Teori Antara Kasih Sayang dan Gairah

Teori selanjutnya datang dari Hatfield yang mengatakan bahwa cinta dibagi menjadi dua hal yakni kasih sayang dan gairah. Kasih sayang menjelaskan bahwa kisah cinta yang didasari pada perasaan dan tingkah laku saling menghormati, menghargai, keterikatan, kepercayaan, cinta dan lainnya antara satu sama lain.

Sedangkan yang dimaksud dengan gairah adalah mengarah pada sesuatu yang didasari pada keadaan emosi yang kuat serta ketertarikan seksual. Ketika dasar emosi seperti ini membara, maka orang yang masuk dalam kategori teori psikologi cinta antara kasih sayang dan gairah ini baru bisa terpuaskan.

3. Teori Segitiga Cinta

Selanjutnya adalah teori psikologi segitiga cinta bukan yang melibatkan tiga orang dalam suatu hubungan percintaan yang dikemukakan oleh Robert Stemberg. Namun, pemahaman yang menjelaskan mengenai tiga perasaan yang menghasilkan cinta yakni keintiman (intimacy), gairah (passion) dan komitmen (commitment). Ketiganya berkombinasi untuk menghasilkan sebuah cinta.

Definisi dari teori psikologi segitiga cinta ini memiliki faktor-faktor kondisional yang sangat logis dan mudah kita pahami pada sebuah hubungan percintaan dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya yaitu:

  • Intimacy: Kedekatan emosional, kepercayaan, keakraban, dan kemesraan.
  • Passion: Gairah, semangat, ketertarikan secara fisik dan seksual.
  • Commitment: Upaya sadar mempertahankan hubungan dan kemampuan mengikat diri dengan suatu alasan.

Walaupun dalam praktiknya bisa saja hanya cinta yang dimaksud terdiri dari satu perasaan saja. Namun, menurut Robert Stemberg, cinta yang didasari oleh dua perasaan atau lebih akan jauh lebih kuat dibanding satu perasaan saja.

Dimensi Psikologi Cinta

Didalam dunia ilmu psikologi dan ilmu pengetahuan cinta dibagi menjadi banyak dimensi dan bagian-bagiannya. Walaupun demikian, dimensi psikologi cinta bisa dipercaya oleh siapapun terkait penggolongan ruang-ruang dalam cinta adalah logis.

Berikut ini ialah beberapa dimensi cinta dalam ilmu psikologi beserta penjelasannya yang bisa Anda pelajari dan pahami diantaranya, yaitu:

1. Cinta Memiliki Dominasi dalam Cinta

Dimensi pertama tentang psikologi cinta ini adalah ada dominasi dalam cinta yang secara langsung merujuk pada sesuatu atau dalam hal ini seseorang yang lebih menonjol dalam suatu hubungan. Biasanya, yang mendominasi ini adalah laki-laki. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, hal ini tak lagi hanya dipegang oleh laki-laki saja.

Pada dasarnya dominasi dalam psikologi cinta atau hubungan ini berasal dari sumber daya pribadi seseorang yang tingkat ketergantungannya dalam hubungan sangat rendah dan adakalanya dimiliki laki-laki ataupun perempuan.

2. Cinta Mampu Melakukan Penyikapan Diri dalam Cinta

Dimensi lainnya adalah ia mampu melakukan penyingkapan diri. Dalam dunia psikologi cinta, hal ini berarti kegiatan membagi perasaan dan informasi kepada seseorang secara akrab. Seseorang yang mencintai pasangannya akan lebih banyak menyingkap diri pada pasangannya.

Related Post

Semakin banyak hal yang disingkapkan oleh pasangan dapat diartikan bahwa hubungan di antara kedua pasangan tersebut semakin dalam. Biasanya, penyingkapan ini terjadi tak hanya untuk hal yang bersikap umum saja, namun juga hal lainnya seperti kebiasaan buruk, perasaan yang dirasakan, peristiwa yang dialami, kisah masa lalu atau bahkan rahasia.

3. Cinta Memiliki Dimensi Komitmen

Ketika dihadapkan dengan psikologi cinta antara wanita dan pria, maka seseorang memiliki sebentuk emosi yang pada dasarnya mampu bertahan selamanya. Dari itulah, pada akhirnya lahir yang disebut dengan komitmen yang mengikat agar cinta melewati pasang surut emosi manusia. Adanya komitmen ini menjamin keberlangsungan hubungan cinta.

Jika tak ada komitmen, cinta pasti akan dihadapkan dalam sebuah konflik yang rawan adanya kegagalan dalam sebuah hubungan. Pasangan yang memiliki komitmen tinggi akan merasa sangat terikat dengan pasangan satu sama lain. Sementara yang tidak, akan menyepelekan keterikatan antara kedua belah pihak.

4. Cinta Memiliki Kelekatan

Dimensi psikologi cinta selanjutnya adalah perihal kelekatan yang merupakan sebuah konsep dasar mengenai bagaimana hubungannya dengan orang lain yang dibagi menjadi tiga bagian. Pertama, kelekatan aman, kelekatan menghindar dan terakhir adalah kelekatan ambivalen.

5. Cinta Memiliki Kepuasan

Dimensi psikologi cinta yang kelima adalah kepuasan. Sebagai hasil dari hubungan percintaan, lahirlah yang namanya kepuasan dalam hubungan. Hubungan yang memuaskan akan berjalan seperti yang diinginkan, berlangsung selamanya.

6. Cinta Memiliki Konflik

Dimensi psikologi cinta yang terakhir adalah cinta memiliki konflik. Dalam sebuah cinta, konflik adalah hal yang biasa. Konflik ini sangat lumrah dan pasti dialami semua pasangan namun tentunya dalam skala yang berbeda.

Ruang Lingkup Psikologi Cinta

Jika membahas soal ruang lingkup psikologi cinta, sebenarnya hal itu berdasarkan emosi dasar yang dimiliki manusia yang bisa diartikan dan bisa dipahami.

Menurut sejarah psikologi cinta menurut para ahli, ruang lingkupnya sudah sangat kompleks, misterius dan tidak terwujud serta sangat sulit untuk dipahami secara keseluruhan.

Manfaat Belajar Ilmu Psikologi Cinta

1. Membuat Mengenal Diri Lebih Baik

Manfaat psikologi cinta untuk diri sendiri dan kehidupan adalah setiap individu jadi mampu mengenal dirinya lebih baik. Setiap indera dan anggota tubuhnya mampu ia hargai dan dijaga sebaik mungkin dan mampu memanjakan dirinya selayaknya orang lain. Dengan begitu, setiap individu jadi mengerti apa yang diinginkannya.

2. Membuat Lebih Menghargai Diri Sendiri

Mempelajari manfaat psikologi cinta yang ini akan membuat setiap orang mampu untuk lebih menghargai diri sendiri. Apapun yang ia punya tentu akan lebih di syukuri dan tidak mengeluh serta merasa malu akan kelebihan atau kekurangan yang dimiliki.

3. Membuat Menghargai Ciptaan Tuhan

Dengan adanya manfaat psikologi cinta yang ketika ini juga membuat setiap orang paham dengan cinta yang dimilikinya sehingga ia bisa merasakan cinta kasih terhadap ciptaan Tuhan.

4. Membuat Diri Sendiri Semakin Bahagia

Disaat kamu memiliki pasangan pasti akan membagi penghasilan Anda dengan pasangan (baik itu pacaran, tunangan dan menikah). Tapi, saat Anda masih lajang, Anda bebas menggunakan semua penghasilan hasil kerja keras untuk membahagiakan dan memuaskan keinginan.

Ingatlah, cinta tidak memandang status sosial, materi, fisik dan lainnya sehingga bisa saling menghargai dan memberikan kasih sayang dengan penuh ketulusan hati.

5. Mudah Memberikan Kasih Sayang

Manfaat mempelajari psikologi cinta keempat yaitu Anda bisa lebih mudah memberikan kasih sayang kepada siapapun. Ia akan memandang setiap orang dengan kebaikan, kebaikan yang benar-benar tulus dan penuh cinta.

6. Mampu Berbuat Tanpa Pamrih

Pada manfaat ilmu psikologi cinta yang kelima ini ialah setiap orang memiliki jiwa yang penuh dengan perasaan cinta dan mudah untuk menolong orang lain tanpa ada perasaan pamrih alias benar-benar ikhlas dan tulus.

Sebab, ia tahu dengan berbuat baik itu adalah salah satu tindakan nyata dari ungkapan cinta dan sayang.

7. Membuat Setiap Orang Memiliki Kelembutan Hati

Manfaat lain yang kita dapatkan saat mempelajari ilmu psikologi cinta adalah membuat setiap orang mampu memiliki kelembutan hati.

Hati yang begitu baik mampu ia berikan pada siapa saja baik sesama manusia ataupun makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Dengan begitu, ia akan lebih mudah memberikan maaf dan tidak memiliki rasa dendam.

Pandangan Dunia Psikologi tentang Cinta

Jika bertanya bagaimana pandangan dunia tentang psikologi cinta. Sebenarnya, dunia menganggap ini adalah hal yang lumrah. Pasalnya, sejak zaman dahulu kala manusia sudah memiliki rasa ingin memahami dan mengerti apa yang disebut dengan cinta. Ketika Anda ingin memahami dan mengerti perasaan yang dinamakan cinta itulah perasaan mendasar yang dimiliki manusia.

Namun, semua itu tak semudah yang dibayangkan. Pada akhirnya, semua kesimpulan tentang pemahaman dunia ilmu psikologi cinta itu hanyalah sebuah hal yang kompleks dan sulit dipahami maknanya secara keseluruhan.

Ciri-ciri Cinta Dalam Dunia Psikologi

Perasaan jatuh cinta merupakan sebuah kondisi pikiran dan alam bawah sadar manusia yang mengandung banyak kontradiksi, mudah kita pahami, tapi juga sekaligus menyimpan berjuta misteri. Bagaimana caranya dia hadir dan kenapa dia bisa berakhir ataupun bertahan? Seorang ahli psikologi cinta James Drever mengungkapkan bahwa cinta memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Perasaan dan pola perilaku kedua pasangan terus berkembang seiring dengan kedewasaan hubungan.
  2. Semakin lama hubungan, semakin dilandasi kedekatan emosional (intimacy), gairah (passion), dan komitmen.
  3. Bisa menerima pasangan dengan apa adanya.
  4. Mampu menghormati privacy dan keputusan pasangan.
  5. Mampu menerima penolakan dari pasangan (asalkan orang yang dia cintai bahagia meski tidak bersama dengan dia).

Jadi, walaupun para ahli di bidang psikologi, baik itu ilmu psikologi cinta, keluarga, kepribadian atau pendidikan bahwa kita telah berhasil menemukan pengertian tentang cinta, namun tetap saja pada akhirnya semuanya tak terdefinisikan secara pasti.

Baca:

Nah, sekarang Anda sudah mengerti tentang apa yang dimaksud dengan ilmu psikologi cinta, kan? Cinta sudah ada sejak sejarah manusia pertamakali hidup di dunia, tidak ada yang bisa menentang ataupun menyangkalnya. Hanya saja, cinta juga merupakan hal yang sulit dipahami sehingga banyak orang yang salah langkah, begitulah pemahaman tentang ilmu psikologi cinta yang singkat ini.

ePsikologi Digital Education: ePsikologi.com adalah situs belajar psikologi terpercaya dan media edukasi belajar ilmu psikologi, konsultasi psikologi, pendidikan psikologi, materi kuliah psikologi, dan informasi pendidikan umum secara online.