Ilmu psikologi cinta selalu menarik untuk dibahas. Apalagi jika yang dipelajari adalah dasar ilmu teori psikologi cinta antara wanita dan pria.
Psikologi cinta merupakan sebuah perasaan erat kaitannya dengan kesenangan dan menyangkut pada sebuah objek.
Cinta adalah sebuah rasa memperhatikan menyayangi dan menyukai secara mendalam dan disertai dengan rasa rindu serta hasrat pada sebuah objek.
Sejatinya cinta bisa dirumuskan dalam beberapa teori dasar yang bisa dipelajari dan dipahami dengan mudah.
Para psikolog atau ahli psikologi di Dunia mengelompokkan apa yang sebenarnya orang-orang ingin tahu soal kemisteriusan perasaan yang pastinya dirasakan oleh semua orang.
Simak berikut ini beberapa teori psikologi cinta menurut para ahli psikologi berikut ini:
1. Teori Menyukai dan Dicintai
Teori psikologi cinta tentang menyukai dan dicintai melibatkan antara perasaan suka dan cinta yang di kemukakan oleh seorang ilmuwan psikologi dunia bernama Zick Rubin.
Teori ini menjelaskan bahwa perasaan cinta yang dimiliki manusia memiliki 3 turunan, yaitu:
- Perhatian (Love Attention)
- Kasih sayang (Love Affection)
- Keintiman (Love Intimacy)
Turunan yang pertama adalah perhatian, seseorang mengalami keadaan dimana memiliki perasaan terhadap orang lain lalu ia akan menghabiskan waktu dan pikirannya untuk orang tersebut.
Turunan yang kedua adalah kasih sayang, seseorang menunjukkan bahwa perasaan cintanya sesungguhnya adalah perasaan yang sangat dalam dan kuat.
Dampaknya adalah kamu selalu ingin bersama orang yang disukai. Sementara turunan yang ketiga adalah keintiman (intimacy).
Dimana seseorang ingin untuk menerima kontak fisik yang didasari oleh perasaan tulus terhadap orang yang dicinta.
2. Teori Cinta Segitiga
Teori psikologi cinta ini ditemukan oleh Robert Stemberg. Mengembangkan teori cinta segitiga dalam pemahaman tiga aspek yang membentuk cinta itu sendiri.
Teori psikologi tentang cinta ini adalah sebuah pemahaman yang menjelaskan mengenai 3 perasaan yang menghasilkan cinta.
Yaitu keintiman, komitmen dan gairah. Ketika kombinasi ini selalu menghasilkan sebuah cinta.
Teori psikologi segitiga cinta terdapat faktor-faktor kondisional yang cukup logis dan mudah dipahami pada hubungan percintaan di kehidupan sehari-hari.
Diantaranya adalah Intimacy yang meliputi kepercayaan, keakraban, kedekatan emosional dan kemesraan. Lalu ada juga passion yang meliputi semangat gairah dan ketertarikan secara fisik dan seksual.
Kemudian yang terakhir adalah commitment meliputi upaya mempertahankan hubungan dan kemampuan mengikat diri melalui sebuah alasan.
Namun, dalam praktiknya bisa saja cinta yang dimaksud hanya satu perasaan saja. Menurut Robert, Cinta 2 perasaan akan jauh lebih kuat.
3. Teori Kasih Sayang dan Gairah
Teori psikologi cinta yang ketiga adalah dari seorang ilmuwan bernama Elaine Hatfield. ilmuwan ini meyakini bahwa cinta dibagi menjadi dua hal yaitu kasih sayang dan gairah.
Sebuah kasih sayang menjelaskan bahwa kisah cinta yang didasari dengan perasaan dan tingkah laku saling menghormati, keterikatan, kepercayaan, menghargai dan cinta antara satu dan lainnya.
Sementara gairah merupakan hal yang mengarah pada sesuatu yang didasari pada keadaan emosi yang kuat tentang ketertarikan seksual. Saat emosi membara maka orang yang masuk dalam kategori ini baru bisa merasa terpuaskan hatinya.
Menurut Elaine Hatfield, perasaan cinta yang hanya didasari oleh gairah umumnya berakhir dengan kebencian.
Perasaan cinta yang berdasarkan oleh gairah tidak akan bertahan lama, mungkin saja hanya bertahan beberapa tahun sampai akhirnya salah satu dari pasangan ini merasa bosan.
Apalagi hubungan yang diawali dengan gairah biasanya tidak memiliki ikatan yang kuat.
Demikian beberapa dasar ilmu teori psikologi cinta yang semestinya memang diketahui oleh orang-orang.
Baik yang sedang merasakan jatuh cinta atau bagi kamu yang belum merasakannya sama sekali. Teori psikologi cinta cukup penting untuk memahami apa sebenarnya cinta itu sendiri.