Tak sedikit guru yang bingung dalam menentukan metode pembelajaran anak diskalkulia yang tepat dan terbaik, oleh karena itu ePsikologi.com membuatnya.
Anak Diskalkulia adalah anak yang kesulitan belajar dibandingkan dengan tema-teman sejawatnya yang normal dan tidak mengalami serta memiliki kebutuhan khusus.
Anak-anak seperti ini harus diperlakukan secara khusus dengan menggunakan metode pembelajaran anak diskalkulia yang tepat dan mudah dipahami.
Tujuannya ialah supaya pembelajaran mereka lebih menyenangkan dan setiap materi belajar untuk anak diskalkulia yang disampaikan akan mudah dipahami.
Metode pembelajaran tersebut harus dipahami baik oleh guru maupun orang tua agar anak bisa belajar dengan nyaman di sekolah dan di rumah mereka masing-masing.
Baca juga: Psikologi Pendidikan
Contoh-contoh Metode Pembelajaran Anak Diskalkulia yang Tepat
Ada beberapa contoh menarik media pembelajaran anak diskalkulia yang dapat diterapkan oleh guru dan orang tua.
Media ini sangat mudah dilakukan dan menggunakan media-media yang sangat mudah di cari di lingkungan sekitar.
Dengan menggunakan media yang menarik dan anti-mainstream, anak diskalkulia pun akan memulai perkembangan otak mereka secara perlahan-lahan sehingga pemahaman terhadap materi pembelajaran semakin cepat.
1. Media Pembelajaran Kartu Matematika
Untuk membimbing anak diskalkulia supaya cepat dalam mempelajari matematika, guru perlu untuk menyediakan kartu matematika sebagai sarana pembelajaran yang tepat.
Baca juga: Teori Belajar Dalam Psikologi
Kartu tersebut akan berperan sebagai media yang bisa membimbing siswa untuk menyelesaikan berbagai persoalan matematika.
Guru bisa menuliskan soal pada kartu tersebut dan selanjutnya sistem pembelajaran harus didesain layaknya permainan menggunakan kartu.
Dijamin dengan cara ini anak akan lebih senang terhadap pembelajaran matematika sehingga mereka pun mudah dalam menyelesaikan soal-soalnya.
2. Media Pembelajaran Memakai Jari
Pembelajaran dengan jari memang terkesan kuno, tetapi sebenarnya hal ini mempunyai banyak manfaat jika diterapkan bagi anak diskalkulia.
Dengan melibatkan jari mereka sendiri, proses menghitung matematika akan lebih mudah karena peran otak kiri akan diimbangi oleh otak kanan.
Anak pun akan merasa lebih semangat lagi jika media pembelajaran menggunakan jari ini diimbangi dengan adanya lagu-lagu atau games yang mendukung.
Media pembelajaran ini dapat diterapkan oleh siapa saja karena caranya sangat mudah dan tidak perlu lagi mencari alat peraga tambahan lainnya selain jari-jari tangan anak.
Terapkan media ini sesering mungkin agar kemampuan anak dalam berhitung semakin lancar dan daya kreativitas mereka pun bertambah seiring berjalannya usia.
Baca juga: Teori Psikologi Pendidikan
3. Media Pembelajaran Menggunakan Kartu
Rekomendasi contoh metode pembelajaran anak diskalkulia yang tepat berikutnya yakni kartu.
Kartu yang dimaksud di sini adalah kartu angka dan ini sangat berguna dalam pembelajaran matematika.
Guru atau orang tua dipersilakan untuk menyiapkan satu pak kartu angka dengan batas maksimal nomor yang bisa dikehendaki sendiri berdasarkan kemampuan masing-masing anak.
Selanjutnya, kocok dan letakkan 5 buah kartu secara terbuka dan letakkan kartu yang lainnya di pojok bawah kanan.
Ambillah kartu yang berakhiran dengan angka 6 dan sebutkan dengan suara yang sangat keras agar anak bisa mendengar dengan baik.
Istilah dua tempat yang kosong dengan kartu-kartu baru yang ada di tumpukan dan lakukan hal ini secara terus-menerus hingga anak bisa menghabiskan semua kartu.
4. Media Pembelajaran Kertas Warna
Selain kartu, kertas warna juga sangat baik digunakan sebagai metode pembelajaran untuk merangsang kemampuan anak diskalkulia dalam mengembangkan motorik halus mereka.
Alasan menggunakan kertas adalah untuk membantu mereka yang masih kesulitan dalam mengenali berbagai macam bentuk bangun ruang dalam pembelajaran matematika.
Dengan adanya kertas warna yang nantinya akan digabungkan antara satu warna dengan warna lainnya agar menjadi sebuah bangun ruang, anak pun akan mudah memanfaatkan kemampuan visual mereka untuk mengenali jenisnya.
Cara ini terlihat sepele memang, tetapi guru dan orang tua dapat melakukannya sesering mungkin hingga anak hapal dan tidak lagi salah dalam menentukan banguan ruang yang dilihatnya.
Baca juga: Psikologi Warna
5. Media Pembelajaran Game Positif
Dari beberapa pengalaman, dapat diambil kesimpulan bahwa media pembelajaran yang paling tepat untuk anak diskalkulia yang penyajiannya dalam bentuk aplikasi mobile adalah game.
Media ini tentunya cocok bagi mereka yang lebih suka berkutat dengan gadget daripada pembelajaran secara langsung dengan teman-teman dan menggunakan bantuan benda-benda dari lingkungan sekitar.
Guru dan orang tua dapat memanfaatkan berbagai macam game edukatif yang bisa diunduh secara gratis di Google Play Store maupun App Store.
Pilihlah aplikasi game yang dibutuhkan dan sesuai dengan bidang kesulitan anak misalkan saja sulit dalam berhitung, sulit membedakan warna, sulit dalam menghafal kosa kata asing, dan masih banyak lagi.
Baca juga: Manfaat Mempelajari Ilmu Psikologi Pendidikan
6. Media Pembelajaran Kelereng
Media pembelajaran terakhir yang dapat diterapkan pada anak-anak diskalkulia yakni kelereng.
Kelereng ini sangat berguna untuk belajar hitungan matematika mengingat salah satu ciri anak yang mengidap diskalkulia adalah sulit dalam berhitung tanpa menggunakan bantuan benda.
Oleh sebab itu, guru matematika dapat membawa kelereng ke dalam kelas dan mempersilahkan anak diskalkulia untuk menyelesaikan soal operasi hitung sederhana menggunakan bantuan kelereng tersebut.
Di samping itu, dengan menyediakan kelereng yang berwarna-warni juga akan memancing kemampuan anak untuk mengenali warna dengan benar dan tepat.
Sebab, anak diskalkulia cenderung sulit untuk mengenali warna berdasarkan apa yang mereka lihat. Cara ini sebenarnya sangat sederhana, tetapi membawa banyak manfaat untuk anak diskalkulia.
Informasi seputar contoh media pembelajaran yang tepat untuk anak diskalkulia tersebut kiranya bisa diterapkan mulai dari sekarang.
Semoga apa yang dibahas di dalam artikel ini bermanfaat dan jangan memarahi anak-anak yang kesulitan belajar karena itu bukan kesalahan mereka.
Akan tetapi, selalu bimbing mereka untuk belajar dengan baik agar anak tersebut mampu menunjukkan bakat dan keistimewaannya sendiri.