Kukira Kau Rumah, selama beberapa hari ini menjadi perbincangan hangat di sosial media dengan pro dan kontranya. Film ini yang ternyata mengangkat issue yang sedang banyak dibicarakan terutama dari kalangan remaja, Mental Health.
Yup, masyarakat Indonesia sedikit demi sedikit mulai membuka mata mengenai masalah kesehatan mental. Banyak juga dari mereka yang tidak lagi merasa malu untuk mengakui bahwa mereka mengidap gangguan mental atau mental illness. Bahkan tak jarang mereka berbagi kisah apa, mengapa dan bagaimana mereka bisa mengidap mental illness.
Mundur beberapa tahun silam, Marshanda yang merupakan artis sinetron pernah didiagnosis mengidap bipolar. Pada saat itu pengetahuan masyarakat mengenai mental health masih sangat minim. Marshanda pun sempat berada di fase penolakan oleh lingkungan. Butuh waktu empat tahun hingga akhirnya Chaca, panggilan akrabnya, bisa menerima kondisinya tersebut.
Pemeran dan Sinopsis
Mantan artis cilik, Umay Shahab, ternyata sutrada dari film KuKira Kau Rumah ini. Tayang pada 3 Februari 2022, film yang berada di bawah naungan rumah produksi MD Picture ini sudah ditonton lebih dari 400 ribu orang.
Padahal pada saat produksi Umay Shahab yang duduk di bangku sutradara masih berusia 19 tahun. Ini tentu membuat sebagian orang sedikit meragukan kemampuannya. Padahal Umay Shahab tidak sendiri. Ia sedikit dibantu oleh tangan dingin Sutradara Monty Tiwa.
Umay menggaet Prilly Latuconsina (Niskala) yang juga bertindak sebagai produser serta Jourdy Pranata (Pram) sebagai pemeran utama. Bagi pecinta film Danur, kapasitas acting Prilly sudah tidak perlu diragukan lagi. Setiap jerit dan teriakannya membuat hati para penontonnya tersayat.
Selain kedua pemain utama tersebut, Kukira Kau Rumah juga dibintangi oleh Shenina Cinnamon dan Raim Laode sebagai Dinda dan Otavianus, kawan karib dari Niskala juga Unique Priscilla dan Kiki Narendra sebagai ibu dan ayah dari Niskala.
Cerita bermula saat Pram, seorang remaja kesepian yang sudah tidak memilki ayah, sementara ibunya sibuk bekerja, merasa tertarik pada Niskala, junior di kampusnya.
Pram yang terlihat tenang, diam-diam memiliki masalah yang cukup pelik. Dia yang suka membuat lagu namun tak ada satu pun yang mengapresiasi termasuk rekan kerjanya di Cafe.
Sangat kesepian, Pram merasa Kala juga tengah merasakan hal yang sama sehingga dia ingin mengenal lebih dekat Niskala dan menikmati sepi berasama.
Dan dengan berjalannya waktu Kala pada akhirnya pun merasa nyaman bersama Pram. Hanya Kala yang pada saat itu bisa dan mau mendengarkan Pram serta mengapresiasi setiap karyanya
Kala pun sangat senang karena bisa melakukan apa yang selama ini belum pernah dilakukan lantaran sikap sang ayah yang sangat protektif. Bahkan sang ayah tidak mengizinkan Kala untuk berkuliah. Pram lah yang akhirnya yang membuat hidup Kala berubah.
Sayangnya Pram masih belum mengetahui bahwa Kala adalah ODB, Orang Dengan Bipolar. Kala bisa beberapa waktu merasa sangat bahagia tapi beberapa waktu kemudian bisa sangat emosional dan meledak-ledak.
Kedua sahabat Kala berusaha menjauhkan Pram dari Kala dengan tujuan menjaga mental Kala. Bahkan Pram menjadi sasaran amuk Oktavianus karena sudah membuat Kala beberapa kali pulang larut malam dan bolos kuliah.
Tapi Pram masih berusaha untuk bisa bersama Kala dan membawanya ke hal yang ternyata sangat disukai Kala, menyanyi bersama di cafe tempat Pram bekerja.
Jika kalian berharap mendapatkan ending cerita yang sesuai dengan keinginan kalian, kalian salah besar. Banyak yang menilai ending dari Film ini sangat tidak terduga dan menggantung. Padahal jika diamati lebih jauh, jawabannya ada sejak pertengahan Film.
Menurut kami, meski usianya masih sangat muda untuk duduk di kursi sutradara, Umay Shahab sangat cerdas dalam memadukan unsur keluarga, percintaan serta mental health yang saat ini sedang ramai dibicarakan.
Terdapat bagian di mana Pram dan Niskala berperan layaknya anak muda yang sedang di mabuk asmara, tapi tidak terlampau norak sehingga nilai keluarga serta mental health yang ada di film tetap dapat tersampaikan.
Tapi kami sarankan bagi kalian yang juga merupakan Orang Dengan Bipolar (ODB) sebaiknya jangan menonton film ini sendirian. Akan ada beberapa part di mana ODB akan merasa sangat relate sehingga bisa membuat emosi menjadi tidak terkendali. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, baiknya kalian menonton bersama dengan teman atau keluarga yang paham betul kondisi kalian.
Baca juga :
Definisi Psikologi Abnormal, Teori serta Penyebabnya
Kenali Dampak Psikologis dari Putus Cinta
Apa Itu Bipolar?
Kami sebenarnya sudah pernah membahas mengenai Bipolar pada artikel sebelumnya. Singkatnya Bipolar adalah gangguan mental yang menyebabkan perubahan suasana hati yang ekstrim dari depresi (depressive lows) ke mania (manic highs) ataupun sebaliknya.
Terdapat beberapa tanda seseorang mengalami bipolar diantaranya sangat excited, kemampuan berpikir meningkat, berbicara sangat cepat, sangat percaya diri bahkan beberapa orang bisa tidak tidur karena terlalu bersemangat.
Setelah berada di periode manis highs selama beberapa waktu, seseorang yang mengidap bipolar akan berada pada fase normal lalu masuk ke fase depresif.
Tanda atau ciri-ciri depresif bagi pengidap bipolar diantaranya mereka akan menarik diri dari lingkungan, tidak bersemangat dan selalu merasa kelelahan, menurunnya nafsu makan secara signifikan, tidak bisa berpikir dengan baik, berhalusinasi hingga berpikir untuk mengakhiri hidup.
Gangguan Bipolar sendiri terbagi menjadi dua jenis gangguan, yaitu Biplar tipe 1, Bipolar Tipe 2 dan ganggguan siklotimia. Bipolar tipe 1 merupakan gangguan dengan gejala yang berat dan sangat mengganggu seperti yang sudah disebutkan di atas. Sementara Bipolar tipe 2 memilki gejala yang lebih ringan.
Pada bipolar tipe 2 biasanya jarang orang yang menyadari bahwa mereka mengidap gangguan mental karena gejalanya yang tidak terlalu berat. Sehingga para penderita biasanya hanya akan bergantung pada keluarga atau orang terdekat untuk mendapatkan bantuan.
Apa penyebab dan cara mengatasinya?
Penyebab pasti dari gangguan mental bipolar masih belum dapat diketahui. Akan tetapi kemungkinan terbesarnya adalah faktor bawaan (genetik) dan kombinasi dengan lingkungan serta faktor biokimia seperti menurunnya sensitivitas reseptor noradrenalin, serotonin, dopamin.
Pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan berkonsultasi pada dokter spesialis (psikiater) yang nantinya akan diresepkan obat-obatan serta dilakukan psikoterapi. Tujuan dari pemberian pbat-obatan ini adalah untuk mengurangi intensitas munculnya gejala sehingga para penderita dapat beraktivitas normal seperti biasanya.
Kesimpulan
Don’t judge a book by it’s cover digambarkan secara jelas dalam kisah ini. Niskala yang terlihat sangat membutuhkan pertolongan dan Pram yang terlihat tenang dan baik-baik saja.
Ternyata mereka yang terlihat tenang bisa saja menyimpan masalah yang pelik dan membutuhkan pertolongan dari sekitarnya. Kepekaan kita sebagai makhluk sosial sangat dibutuhkan agar dapat sedikit meringankan beban mereka.
Kukira Kau Rumah bukan sekedar film romansa yang mempertontonkan romantisme, tapi juga mengangkat isu mental health yang kadang masih dipandang sebelah mata.
Dalam film ini juga disampaikan pentingnya peran keluarga dan teman terdekat agar dapat membantu seseorang dengan mental ilness. Pada akhirnya Rumah lah yang menjadi tempat kita kembali.