Mental Illness Pada Remaja

Sadar atau tidak, selain dapat dikatakan sebagai masa-masa yang indah masa remaja juga dapat dikatakan sebagai masa yang rentan terjadinya mental illness alias gangguan mental.

Tidak sedikit remaja yang diam-diam mengidap mental illness tanpa tahu penyebab dasarnya dan cara mengatasinya. Sebagian besar dari mereka juga tidak menyadari bahwa mereka sebenarnya mengidap gangguan mental. Malahan mereka menganggap kepribadian mereka saja yang tidak baik, padahal tidak seperti itu.

Sebagai contoh, sebut saja artis sinetron Marshanda yang beberapa tahun lalu sempat membuat heboh karena divonis mengidap gangguan mental Bipolar. Meski pada awalnya Chacha, panggilan akrabnya, sempat merasa tidak terima karena merasa apa yang dialaminya hanya disebabkan luka masa kecil, tapi pada akhirnya Chacha mau berbagi pengalaman kepada para fansnya mengenai mental illness yang ia alami.

Baca Juga:

Tapi bersyukurnya semakin hari para remaja sedikit demi sedikit mulai teredukasi dan tidak lagi sungkan atau malu untuk menemui tenaga ahli demi bisa mengobati atau sekedar memastikan apakah mereka menderita gangguan mental atau tidak.

Sebagian remaja juga sudah mulai bisa menerima bahkan berbagi pengalaman mereka mengenai mental illnes mulai dari gejala atau tanda-tanda awal bagaimana mereka bisa memutuskan untuk akhirnya berkonsultasi kepada Psikolog atau Psikiater.

Penyebab Mental Illness Pada Remaja

Menurut World Health Organization, berikut adalah beberapa penyebab yang bisa meningkatkan resiko gangguan mental pada remaja :

  • Hubungan yang tidak baik dengan teman sebaya
  • Keinginan dan tekanan untuk beradaptasi dengan teman-teman sebaya
  • Pola asuh orang tua yang keras, otoriter dan keluarga yang tidak harmonis
  • Mengalami krisis identitas dan kesulitan dalam pencarian jati diri
  • Peristiwa traumatik seperti pelecehan seksual

Gejala Mental Ilness Pada Remaja

Sebenarnya gejala ataupun tanda gangguan mental tergantung dari jenis gangguan mental yang dialami remaja tersebut. Akan lebih baik jika langsung dikonsultasikan kepada tenaga profesional. Akan tetapi, gejala umum yang sering dialami adalah sebagai berikut :

Mudah cemas dan ketakutan berlebihan

Segala sesuatu dapat dikatakan tidak wajar ketika sudah mulai berlebihan. Seorang remaja bisa merasakan kecemasan yang berlebihan ketika berada disituasi yang tidak ia sukai, bahkan hingga bisa menyakiti diri mereka sendiri. Contoh mudahnya ketika mereka berada di kondisi tidak nyaman dan membuat mereka cemas dan takut hingga tanpa sadar mereka mengelupasi kulit di sekitar ibu jari atau menggigit bibir mereka sendiri hingga berdarah. Dan itu mereka lakukan tanpa sadar.

Perubahan suasana hati yang ekstrim

Remaja memang identik dengan mood swing, terutama wanita. Mereka bisa tiba-tiba merasa bad mood jika terdapat sesuatu yang mereka tidak sukai. Tapi berbeda dengan perubahan mood dari remaja yang mulai menunjukkan gejala mental illness. Perubahan moodnya sangat ekstrim. Mereka bisa merasa sangat sangat bahagia tapi setelahnya mereka merasa sangat buruk, sangat kecewa,  marah, menangis hingga mengamuk. Mereka juga bisa menjadi sangat sensitif, mudah tersinggung bahkan untuk hal yang terlihat sepele

Mulai menarik diri

Jika salah satu di antara teman Anda mulai menarik diri dan tampak mudah cemas, dan bahkan mulai menutup diri, Jangan pernah disepelekan. Coba lah perlahan-lahan dekati dan buat mereka merasa nyaman. Ada kalanya mereka merasa diri mereka sedang tidak baik-baik saja, tapi mereka tidak tahu harus berbuat apa.

Tidak konsentrasi & berhalusinasi

Tidak jarang juga, seorang remaja mulai tidak konsentrasi dan mulai berhalusinasi. Ketika bersama teman-temannya ia lebih banyak diam, tidak nyambung jika diajak bicara, dan mulai merasa melihat atau mendengar sesuatu yang sebenarnya tidak nyata.

Beberapa Jenis Mental Illnes Pada Remaja

Anxiety Disorder

Anxiety disorder merupakan gangguan kecemasan yang cukup banyak dialami alami bukan hanya remaja melainkan juga orang dewasa. Mereka merasakan cemas yang berlebihan bahkan tak jarang mencemaskan sesuatu yang irasional.

Karena kecemasan yang berlebihan ini mereka bisa kehilangan napsu makan, tidak bisa tidur, tidak bisa konsentrasi, terkena serangan panik, bahkan hingga gejala fisik seperti sakit kepala, sesak napas, mual, gemetar dan berkeringat.

Bipolar

Gangguan mental atau mental illness yang banyak disalah artikan salah satunya adalah bipolar yakni gangguan mental yang menyebabkan perubahan suasana hati yang ekstrim, baik peningkatan mood secara intens, maupun penurunan mood yang sangat intens (disebut manik).

Related Post

Beberapa tanda seorang remaja pada periode manik diantaranya menjadi sangat excited, daya pikirnya meningkat sehingga banyak ide-ide yang dia miliki, bahkan mereka bisa saja tidak tidur karena masih terlalu bersemangat dan bisa lupa merawat diri serta dengan mudahnya menghamburkan uang.

Setelah berada di periode manik ini selama kurang lebih seminggu, remaja yang mengidap bipolar akan berada di fase normal selama beberapa hari lalu masuk ke fase depresif.

Tanda depresif bagi pengidap bipolar antara lain ia akan terus menerus merasa sedih, tidak punya semangat, tidak bertenaga bahkan dalam melakukan aktivitas harian, nafsu makannya menurun, merasa sendirian dan tidak berguna, berhalusinasi bahkan beberapa diantara mereka hingga berpikir untuk bunuh diri.

Skizofrenia

Bukan hanya pada orang dewasa, schizophrenia atau skizofrenia bisa saja diderita oleh remaja meskipun tak sebanyak pengidap bipolar dan anxiety disorder. Gejala skizofrenia bisa dilihat sejak awal usia 20-an.

Skizofrenia sendiri merupakan gangguan jiiwa di mana penderitanya tidak dapat membedakan antara realita/kenyataan dengan khayalan / isi pikirannya. Itulah sebabnya mengapa pengidap skizofrenia sering mengalam delusi dan halusinasi.

Skizofrenia bisa dikatakan sebagai gangguan jiwa yang cukup serius yang harus dikenali sejak dini gejalanya. Beberapa gejala skizofrenia adalah sebagai berikut :

  • Sering melihat, mendengar, merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada
  • Tidak bisa berkonsentrasi dan tidak dapat memroses informasi
  • Pandangan mata sering kosong
  • Ucapannya yang sering kali membingungkan dan tidak masuk akal
  • Nampak gelisah dengan gerakan yang tidak teratur, terkadang seperti anak kecil
  • Tidak responsif terhadap lingkungan sekitar
  • Jika beberapa gejala di atas ada pada anak atau keluarga Anda, maka segera konsultasikan dengan Dokter agar segera bisa ditangani.

Eating disorder

Pada usia remaja, pengaruh dari teman sebaya dan sosial media memang sangat kuat. Emosi mereka yang masih menggebu untuk mendapatkan fisik yang sempurna dan menampilkan citra fisik yang baik membuat mereka berusaha melakukan apapun, tanpa berpikir panjang.

Eating disorder atau gangguan makan juga merupakan salah satu mental illness pada remaja. Eating disorder merupakan gangguan perilaku yang terkait makan yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama yang dapat membahayakan tubuh bahkan mengancam jiwa.

  • Orang tua atau keluarga sewajarnya mulai menaruh perhatian lebih jika mendapati anak remaja mereka memiliki tanda-tanda berikut ini :
  • Perhatian yang terlalu berlebihan terhadap suatu makanan
  • Murung atau merasa bersalah setelah makan
  • Melakukan olahraga yang berlebihan
  • Sering menggunakan obat pencahar
  • Makan dengan durasi yang sangat cepat dan porsi besar bahkan saat tidak merasa lapar

Beberapa eating disorder yang diidap remaja adalah sebagai berikut :

Anoreksia Nervosa

Pengidap gangguan mental ini akan selalu merasa bahwa tubuhnya gemuk atau kelebihan berat badan meskipun nyatanya orang lain melihatnya sudah sangat ideal atau bahkan kurus. Mereka akan terus menerus memantau berat badannya, mengatur kalori yang masuk hingga dibawah kalori yang dibutuhkan serta menghindari jenis-jenis makanan tertentu.

Tanda yang dapat dikenali oleh orang tua jika anak remajanya mengidap mental illness ini adalah berat badan yang turun terus menerus, selalu merasa lelah, rambut yang rontok parah, linglung dan siklus hormon yang terganggu.

Bulimia Nervosa

Berlawanan dengan anoreksia yang cenderung membatasi makanan, remaja pengidap bulimia nervosa justru tidak dapat mengendalikan dirinya atas makanan. Mereka akan merasakan ketagihan yang tidak dapat dilawan (craving) dan merasa senang jika makan dalam porsi yang besar.

Meskipun mereka sering makan dalam jumlah yang besar, sesungguhnya mereka juga memiliki ketakutan yang sama dengan anoreksia. Mereka takut jika berat badan mereka bertambah dan sering merasa bersalah setelah makan. Ini menyebabkan mereka menggunakan cara-cara yang salah atau tidak wajar seperti mengorek kerongkongan untuk memuntahkan kembali makanan,  menggunakan obat pencahar atau langsung berolahraga secara berlebihan.

Binge eating disorder

Hampir sama dengan Bulimia, akan tetapi pengidap penyakit ini tidak melakukan usaha apapun untuk mengontrol berat badan mereka.

Mereka tidak mampu mengendalikan diri atas makanan, makan dalam jumlah yang besar dan sering, makan hingga merasa sangat kenyang. Biasanya mereka juga makan dalam durasi yang sangat cepat dan sering kali bersembunyi dikarenakan merasa malu makan dalam jumlah yang besar.

Kesimpulan

Jika teman-teman remaja atau orang tua yang memilki anak remaja memilki salah satu dari gejala-gejala atau tanda dari mental illness pada remaja seperti yang dituliskan di atas, maka jangan merasa ragu untuk segera berkonsultasi dengan tenaga ahli agar dapat segera ditangani untuk mencegah hal-hal yang diinginkan.

Gunakanlah masa-masa remaja dengan kegiatan yang bermanfaat dan perluaslah wawasan serta relasi agar hal-hal seperti yang disebutkan di atas dapat di minimalisir.

Ratih Muliasari: