Banyak sekali jenis-jenis kesulitan belajar dalam psikologi pendidikan yang sering dialami oleh anak-anak ketika sedang belajar.
Hal ini tidak boleh diabaikan begitu saja baik oleh orang tua maupun guru karena akan berakibat fatal jika tidak dicarikan solusi sejak dini.
Ketahui terlebih dahulu jenis kesulitan belajar yang dialami oleh anak dan selanjutnya pilihlah metode penilaian yang tepat sebagai pendampingan bagi mereka.
Faktor-Faktor Anak Mengalami Kesulitan Belajar
Pada umumnya, faktor utama penyebab anak kesulitan belajar yaitu faktor internal (berasal dari anaknya itu sendiri) dan eksternal (faktor yang berasal dari luar diri anak tersebut).
Tetapi, penyebab munculnya kesulitan belajar pada anak atau siswa tidak serta merta dikarenakan tingkat inteligensi yang rendah.
Terdapat beberapa faktor penyebab kesulitan belajar lainnya yang mengakibatkan anak atau siswa mengalami kesulitan dalam belajar, antara lain:
- Tidak bekerja sempurnanya fungsi otak
- Faktor genetika bawaan lahir
- Pola asuh yang tidak tepat
- Mengonsumsi minuman yang mengandung zat kimia berbahaya
- Kelahiran yang premature
- Ibu yang mengidap virus HIV AIDS
- Terganggunya kesehatan mental anak atau siswa
Dewasa ini, jumlah anak-anak yang mengalami kesulitan dalam belajar jumlahnya semakin banyak.
Macam-macam kesulitan belajar pun semakin beragam jika ditinjau dari segi ilmu psikologi, baik itu teori psikologi pendidikan, maupun umum.
Baca juga: Manfaat Mempelajari Ilmu Psikologi Pendidikan
Namun sayangnya, masih banyak orang tua yang belum paham terkait dengan hal tersebut.
Oleh sebab itu, kali ini akan disampaikan mengenai jenis-jenis kesulitan tersebut secara gamblang menurut dunia psikologi pendidikan.
1. Non-verbal Learning Disabilities (NLD)
Jenis kesulitan belajar dalam psikologi yang pertama dan sangat sering terjadi yakni Nonverbal Learning Disabilities (NDL).
Kesulitan ini merupakan jenis kesulitan belajar yang mana siswa tidak mampu untuk memahami objek-objek visual yang terkait dengan mata pelajaran yang sedang dipelajarinya.
Siswa seperti ini tentunya tidak bisa jika hanya belajar dari gambar dan tulisan saja tanpa penjelasan auditori yang gamblang dari orang lain.
Guru dan orang tua harus segera melakukan penanganan yang komprehensif terhadap anak yang mengalami kesulitan belajar seperti ini.
Jika penanganannya tepat, prestasi mereka di sekolah pun akan tetap terjaga dengan baik. Berbagai macam media pembelajaran dan metode yang tepat sangat mereka butuhkan.
2. Dyscalculia
Dyscalculia adalah kondisi kesulitan belajar siswa yang tidak bisa memecahkan berbagai persoalan matematika yang sedang dihadapi.
Contohnya seperti operasi hitung, membuat bentuk bangun datar atau ruang, mengenal warna dan masih banyak lagi.
Biasanya, gejalanya sudah bisa dideteksi sejak anak-anak berada di Taman Kanak-kanak.
Jadi, jika ada salah satu indikasinya, orang tua disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli psikologi terdekat.
Selain mengalami kesulitan matematika, anak Dyscalculia juga mengalami kesulitan dalam menyusun kata dan merangkai huruf.
Cara mengatasi kesulitan belajar ini yakni harus menggunakan metode belajar anak diskalkulia seperti memakai kelereng, kertas warna, kertas tempel, berhitung dengan jari, dan hal-hal lain semacamnya.
Anak tersebut tidak bisa dibiarkan belajar secara mandiri tanpa dampingan guru atau orang tua serta melibatkan banyak media pembelajaran yang kreatif.
3. Auditory and Visual Processing Disorder (APD)
Anak-anak mengalami kesulitan belajar sebab mereka biasanya tidak mampu memahami bahasa pengantar mata pelajaran baik itu disajikan secara tertulis maupun lisan.
Jika sudah begini, anak akan sulit belajar dalam semua aspek mata pelajaran.
Solusinya yakni guru harus menerapkan pola kinestetik atau praktik nyata agar anak tersebut lebih mudah dalam memahaminya.
Biasanya, anak dengan kategori kesulitan belajar ini cenderung tidak bisa diam di kelas dan selalu ingin mencoba hal-hal baru di lingkungannya.
Jika permasalahan tersebut sudah terdeteksi, sebaiknya guru jangan melarang mereka untuk memahami pelajaran sesuai dengan apa yang disenanginya.
Lebih lanjut lagi, jika hal ini dikembangkan, bukan tidak mungkin bahwa mereka akan menciptakan kreatifitas yang luar biasa.
4. Dyslexia
Pernahkah guru dan orang tua semua mendengar istilah disleksia?
Pengertian Disleksia adalah salah satu macam jenis kesulitan belajar anak yang mana tidak bisa untuk memahami tulisan baik itu huruf atau angka.
Mereka akan lebih paham dengan penjelasan oral daripada membuatnya sendiri melalui tulisan di buku yang telah disediakan.
Bisa dibilang, kemampuan otak anak tersebut memang cenderung rendah.
Salah satu cara yang baik untuk mengatasi hal ini adalah menerapkan metode pembelajaran kreatif dan inovatif untuk mereka.
Guru dapat mengajak mereka untuk mengedepankan pembelajaran yang sifatnya menciptakan kreativitas.
Contohnya seperti membuat hasta karya, menciptakan berbagai macam permainan yang menyenangkan, dan lain-lain sebagainya.
5. Dysgraphia
Salah satu jenis kesulitan belajar menurut para ahli psikologi yang mana siswa tidak mampu untuk atau sulit untuk menuliskan sesuatu yang mereka pikirkan atau yang orang lain katakan kepada mereka.
Ingatan anak tersebut terhadap keberadaan angka dan huruf memang sangat rendah.
Disaat teman-teman yang lain sudah bisa membedakan berbagai macam huruf dan angka, anak Dysgraphia biasanya belum.
Untuk mengatasinya, guru disarankan untuk menerapkan metode pengulangan atau drilling pada siswa.
Usahakan untuk meminta mereka menulis alphabet atau angka sebanyak mungkin setiap kali mereka belajar.
Dengan begitu, ingatan mereka untuk membedakan huruf dan angka akan semakin kuat.
Jika metode tersebut sukses dilaksanakan, bukan tidak mungkin bahwa anak tersebut semakin cepat dalam menulis.
6. Specific Language Impairment (SLI)
Seperti namanya, Specific Language Impairment (SLI) adalah gangguan bahasa yang mana anak akan kesulitan dalam mencerna dalam mempelajari bahasa.
Ini disebabkan oleh adanya gangguan perkembangan pada otak kanan sehingga kemampuan berbahasa mereka cenderung rendah walaupun usianya sebenarnya sudah cukup.
Anak yang mengalami gangguan bahasa biasanya juga akan sedikit sulit dalam mengungkapkan kata-kata.
Sehingga mereka terlihat seperti anak yang mengalami keterbelakangan mental.
Padahal, sebenarnya, mental mereka sangat normal dan hanya sulit memahami jika diajak berkomunikasi secara kompleks saja.
Cara paling mudah mengatasi kesulitan belajar yakni dengan sering-sering mengajak mereka berdialog atau menonton film agar anak tersebut bisa lebih enjoy dalam belajar bahasa.
Baca juga: Film Psikologi Kepribadian
Demikianlah pembahasan tentang jenis kesulitan belajar pada anak dalam psikologi yang sering dialami oleh anak-anak usia sekolah TK dan SD.
Semoga informasi tersebut dapat dijadikan pedoman bagi para orang tua dan guru untuk menganalisis kesulitan belajar yang sedang dialami oleh anak-anak.