Para orang tahu harus mengetahui ciri-ciri pola asuh permisif (permissive parenting) yang sesungguhnya bisa merugikan anak-anak.
Jenis pola asuh ini cenderung kurang baik dan memberikan dampak negatif pada masa depan buah hati.
Namun sayangnya, mayoritas orang tua tidak menyadari apakah pola asuh asuh yang mereka terapkan permisif atau tidak.
Menarik dibaca:
Tipe pola asuh permisif ini terbilang cukup berbahaya jika diteruskan karena kedepannya bisa merugikan, baik dari sisi orang tua maupun kepribadian anak.
- Ciri-ciri Pola Asuh Permisif Orang Tua Terhadap Anak
- 1. Orang Tua Menerapkan Aturan yang Tidak Konsisten
- 2. Orang Tua Keluar dari Peran Aslinya
- 3. Menekankan Kebebasan Kepada Anak
- 4. Tidak Mendampingi Anak Ketika Mengambil Keputusan Penting
- 5. Sering Memberikan Anak Hadiah yang Berlebihan Sebagai Stimulus
- 6. Tidak Mengajari Anak Untuk Mengutamakan Tanggung Jawab
Ciri-ciri Pola Asuh Permisif Orang Tua Terhadap Anak
Pola asuh permisif adalah cara mendidik anak yang ditandai dengan adanya tuntutan rendah dari orang tua dan respon tinggi dari anak.
Orang tua yang mengasuh dengan tipe ini cenderung mencintai anak mereka.
Sehingga mereka membiarkan anak-anak untuk melakukan apapun sesuka mereka tanpa peduli dampak buruk jangka panjang ketika memasuki usia dewasa.
Walaupun terkesan cara pengasuhan yang menyayangi anak, tetapi sebenarnya tipe pola asuh ini kurang tepat untuk diterapkan.
Ada beberapa ciri-ciri gaya pola asuh permisif yang harus diketahui, antara lain:
1. Orang Tua Menerapkan Aturan yang Tidak Konsisten
Ciri-ciri pola asuh permisif yang paling terlihat yakni tidak adanya kekonsistenan orang tua dalam menerapkan aturan-aturan kepada anak mereka.
Orang tua dalam hal ini cenderung plin-plan dan sering merasa kasihan kepada anak.
Menarik dibaca: Psikologi Anak
Sehingga berbagai macam aturan yang telah dibuat bisa dengan mudah dicabut karena rasa kasihan dan kasih sayang yang berlebihan.
Karena ketidakkonsistenan tersebut, anak-anak bisa jadi semena-mena untuk melakukan suatu hal yang melanggar aturan karena mereka tidak takut lagi terhadap orang tuanya.
Tentunya ini akan menghadirkan dampak negatif yakni rasa disiplin anak menjadi hilang akibat kasih sayang yang terlalu dalam dari orang tua.
Sebaiknya, jangan memanjakan anak dan orang tua harus tega melihat anak sedikit kesulitan demi menjaga masa depan mereka agar tetap berkualitas.
2. Orang Tua Keluar dari Peran Aslinya
Sebagai orang tua, maka jangan berperan di luar tanggung jawab dan tugasnya.
Orang tua tidak boleh terlalu sering keluar dari perannya misalkan saja sebagai teman bagi anak mereka.
Mungkin, hal ini bisa sesekali dilakukan agar anak merasa nyaman, tetapi untuk jangka waktu panjang itu tidak tepat bagi anak-anak.
Jika orang tua berperan sebagai teman bagi anak, anak pun cenderung memperlakukan orang tuanya layaknya teman.
Penghargaan anak terhadap orang tua menjadi berkurang dan segala aturan yang berlaku pun tidak akan dipatuhi lagi oleh anak tersebut.
Ciri-ciri pola asuh permisif yang satu ini harus benar-benar dihindari oleh para orang tua.
Penting dibaca: Dampak Keluarga Broken Home Terhadap Mental Anak
3. Menekankan Kebebasan Kepada Anak
Ciri-ciri pola asuh permisif selanjutnya yaitu adanya orang tua yang terlalu membebaskan anak untuk memilih sesuatu maupun melakukan keinginan mereka.
Memberikan kebebasan pada anak sebenarnya sah-sah saja, tetapi jika itu terlalu sering dan tidak dalam pengawalan, bisa jadi anak terjerumus ke dalam hal-hal negatif yang merugikan.
Pola pengasuhan permisif yang selalu memberikan kebebasan pada anak ini harus dikurangi sebisa mungkin.
Orang tua juga harus lebih peduli pada buah hatinya dan sekali dua kali memantau apa yang dilakukan oleh anak-anak.
Menarik dibaca:
Dalam hal ini kebebasan masih boleh diterapkan. Hanya saja, silahkan mengurangi porsinya agar anak tidak tumbuh menjadi pribadi yang egois dan ingin selalu menang.
4. Tidak Mendampingi Anak Ketika Mengambil Keputusan Penting
Walaupun memberikan posisi kepada anak untuk mengambil suatu keputusan merupakan salah satu cara pengasuhan yang baik, namun bukan berarti orang tua tidak mendampingi mereka.
Untuk suatu keputusan yang sifatnya sangat penting dan berpengaruh pada banyak aspek, silahkan memberikan pendampingan dan pengarahan pada anak.
Mengingat jiwa dan pikiran mereka yang belum stabil sehingga memungkinkan adanya kekeliruan dalam keputusan yang diambil.
Cara mendidik atau mengasuh anak yang paling baik dan bijak adalah tetap mempersilahkan mereka untuk mengambil keputusan sendiri, tetapi orang tua harus selalu mengawalnya.
Jika ada yang kurang tepat dalam pengambilan keputusan dari anak, di sini tugas orang tua adalah meluruskannya.
5. Sering Memberikan Anak Hadiah yang Berlebihan Sebagai Stimulus
Tahukah orang tua bahwa sering memberikan anak hadiah merupakan salah satu ciri pola asuh yang permisif?
Padahal, hal ini sangat sering dilakukan oleh orang tua sebagai stimulus agar anak mau melakukan permintaan mereka seperti halnya belajar, mengaji, dan masih banyak lagi.
Dengan adanya hadiah tersebut anak akan merasa senang dan melakukan sesuatu yang diperintahkan orang tua.
Namun, dengan cara ini segala sesuatu yang dilakukan oleh anak tidak datang dari keinginan mereka sendiri.
Saat dewasa nanti mereka akan bertumbuh menjadi pribadi yang pamrih dan dalam melakukan sesuatu harus ada iming-imingnya terlebih dahulu.
6. Tidak Mengajari Anak Untuk Mengutamakan Tanggung Jawab
Ciri-ciri pola asuh permisif yang terakhir yakni orang tua cenderung memberi kebebasan berlebih pada anak.
Selain itu, orang tua juga melalaikan hal penting untuk mengajari anak agar selalu mengutamakan tanggung jawab.
Pola pengasuhan ini akan menimbulkan dampak yang sangat berbahaya.
Karena anak menjadi pribadi yang malas dan hanya selalu menuntut hak saja tanpa melakukan kewajiban mereka terlebih dahulu.
Oleh sebab itu, orang tua disarankan untuk membentuk karakter anak yang bertanggung jawab dan mandiri dengan cara melepaskan pola asuh permisif yang biasa dilakukan.
Jangan selalu memanjakan anak-anak karena itu berakibat buruk saat mereka telah mengarungi kehidupan yang sebenarnya nanti.