Orang tua harus paham bagaimana cara meningkatkan perkembangan motorik anak usia dini. Sebab, hal tersebut sangat penting bagi masa depan anak.
Motorik harus sudah terbentuk sejak dini agar mereka tidak mengalami keterlambatan perkembangan fisik maupun mental. Ada banyak cara melatih motorik anak sejak dini yang bisa dilakukan.
Hal ini harus benar-benar diperhatikan supaya tidak terjadi kesalahan pola asuh yang merugikan anak di masa dewasa nanti. Lewat permainan sederhana untuk melatih motorik halus anak, perkembangannya bisa terjaga.
Menarik dibaca: Cara Eksplorasi Anak
Tips Melatih dan Cara Meningkatkan Perkembangan Motorik Anak Usia Dini
Tidak semua orang tua mengetahui bagaimana cara yang tepat untuk meningkatkan perkembangan otak dan motorik anak-anak mereka sejak dini.
Padahal, cara-cara mengembangkan kemampuan motorik anak sejak dini adalah salah satu aspek pola asuh dasar yang wajib dipahami oleh setiap orang tua.
Akan memberikan dampak negatif jika orang tua tidak bisa memilih metode yang tepat dalam mengembangkan motorik kasar maupun halus bagi anak-anak mereka sendiri.
Penting dibaca:
Sebagai langkah dan cara meningkatkan perkembangan motorik anak, baik halus maupun kasar sejak dini, orang tua harus memberikan stimulasi dengan metode yang tepat, antara lain:
1. Menyentuh Jari Anak
Cara meningkatkan perkembangan motorik anak usia dini adalah mengajak bermain anak sambil menyentuh jari-jari mereka.
Dengan sentuhan jari dari orang tua tersebut, motorik halus anak akan perlahan-lahan berkembang tahap demi tahap.
Cara meningkatkan motorik anak usia dini yang pertama ini sangat cocok untuk merangsang motorik anak pada saat usia 1 hingga 2 tahun.
Jika sedang bermain dengan anak, ajaklah mereka bermain dengan sentuhan jari-jari. Dengan begitu, indera peraba anak akan mulai peka dan mengenali sesuatu yang halus dan kasar.
Selanjutnya, motorik mereka akan merespon dengan baik stimulus tersebut sehingga dapat berkembang dengan baik sesuai dengan usianya.
2. Menepuk Tangan Anak
Anak-anak akan sangat senang jika diajak bertepuk tangan oleh kedua orang tuanya. Hal ini terjadi saat mereka masih di fase usia 7 hingga hingga 15 bulan.
Secara tidak langsung menepuk tangan mereka atau mengajaknya tepuk tangan sambil bernyanyi juga akan merangsang motorik halusnya.
Orang tua harus paham dengan cara mengembangkan kemampuan motorik anak ini supaya bisa dilakukan serutin mungkin.
Biarkan anak-anak menepuk tangannya sendiri atau jika mereka belum terbiasa, orang tua dapat mengajarinya dengan memberikan contoh sehingga lama-kelamaan anak bisa menirukannya.
Cara ini selain akan merangsang perkembangan motorik halus juga akan membuat otak kanan anak berkembang dengan baik.
3. Mengajak Anak Menempel di Kertas
Tahukah orang tua bahwa ternyata kegiatan menempelkan sesuatu di kertas bisa mengembangkan motorik kasar anak?
Kegiatan ini sangat cocok diterapkan pada anak-anak yang sudah mulai berusia 3 hingga 5 tahun.
Orang tua di rumah atau guru di sekolah bisa menerapkan hal tersebut pada anak-anak yang masih berusia dini.
Media-media seperti menempelkan biji-bijian di atas kertas atau hanya sekedar melipat kertas dan menggabungkannya dengan lem akan sangat baik jika diimplementasikan secara rutin.
Agar hasil karya yang ditempelkan anak rapi, orang tua juga boleh sesekali membantu mereka. Dengan begitu, anak pun akan semakin asyik memainkan benda-benda yang ada di depannya.
Menarik dibaca: Contoh Kegiatan Eksplorasi Anak
Jika diamati, menaikkan dan menurunkan resleting baju merupakan hal yang sangat sederhana dan tidak akan bermakna apa-apa bagi orang dewasa.
Akan tetapi, untuk anak usia dini ternyata hal tersebut mempunyai manfaat yang sangat besar dalam meningkatkan perkembangan motorik mereka secara tidak langsung.
Permainan ini dapat dilakukan oleh anak-anak dengan menggunakan resleting yang sudah terpasang di baju, celana, maupun tas.
Jika orang tua khawatir tangan anak mereka akan terjepit resleting, maka senantiasa awasilah anak-anak ketika memainkan resleting tersebut.
Sebagai latihan rutin dan alami, sediakanlah baju anak dengan resleting depan dan mintalah mereka untuk menaikkan dan menurunkannya sendiri ketika akan memakai dan melepas baju.
Baca juga: Psikologi Anak
Cara meningkatkan kemampuan motorik anak berikutnya yakni dengan mengajari mereka untuk menutup dan membuka kancing bajunya sendiri.
Metode ini cocok diterapkan bagi anak-anak yang sudah bisa berjalan dan mengerti perintah dari orang tua yakni antara rentang usia 2 hingga 3 tahun.
Orang tua dapat membiasakan ini setiap hari ketika anak setelah mandi dan akan memakai baju atau ketika mereka ingin melepaskan bajunya sendiri.
Kemampuan anak dalam berpikir memasukkan kancing baju atau mengeluarkannya dari lubangnya tersebut akan memberikan stimulus yang sangat baik bagi otak.
Jika ini dilakukan secara rutin, motorik halus mereka dapat berkembang dengan baik dan kecerdasan mereka untuk berkreasi pun semakin bertambah.
Baca juga: Manfaat Mempelajari Psikologi Pendidikan
6. Belajar Menyusun Puzzle
Puzzle merupakan salah satu permainan edukatif dan menarik yang bisa merangsang dan menjadi salah satu solusi cara meningkatkan perkembangan motorik halus anak usia dini agar cepat berkembang.
Dengan bermain atau menyusun puzzle, anak akan berpikir keras bagaimana setiap komponen yang ada disusun menjadi satu kesatuan yang sempurna.
Permainan ini dapat diberikan pada anak-anak yang berusia 3 hingga 6 tahun karena pada fase ini mereka sudah mulai bisa berpikir kompleks.
Pada tahap awal, berikan anak-anak jenis puzzle yang mudah dan tidak terlalu lebar.
Jika dirasa mereka sudah mahir dalam menggabungkan puzzle sederhana, untuk langkah selanjutnya siapkanlah puzzle atau teka-teki silang dengan level sedang dan sulit.
Jika anak sudah mencapai level permainan sulit, biasanya motorik mereka sudah berkembang dengan baik.
Menarik dibaca:
- Ciri-ciri Pola Asuh Permisif
- Dampak Pola Asuh Tidak Baik Terhadap Anak
- Dampak Keluarga Broken Home Terhadap Psikologi Anak
Demikianlah pembahasan yang dapat disampaikan mengenai cara meningkatkan perkembangan motorik anak usia dini di dalam artikel edisi kali ini.
Semoga hal tersebut dapat dijadikan referensi bagi orang tua dan juga guru untuk mengawal perkembangan anak-anak sejak masih dalam masa pertumbuhan.
Jadilah orang tua yang bijak dengan menerapkan pola asuh anak yang tepat, sehingga anak-anak dapat tumbuh dan berkembang sempurna sesuai usianya.